Senin, 11 Oktober 2021

WANITA CERDAS

 #KITABRIYADHUSHAALIHIN #KAJIANWANITA

Oleh: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri


 1. Definisi

        Wanita yang cerdas adalah wanita yang membangun rumah tangganya: mempertahankan, memperjuangkan, mengorbankan, mengupayakan semua hal dari yang wajib sampai dengan yang sunnah untuk memperjuangkan rumah tangga. Wanita yang cerdas adalah wanita yang berakal sehat, matang/dewasa, mau memperbaiki dirinya. Sebaliknya, wanita yang dungu adalah wanita yang menghancurkan rumah tangganya, tidak berjuang semaksimal mungkin untuk mempertahankannya selama pintu kebaikan itu dibuka oleh Allah dan Rasul-Nya. 

2. Reminder

     Rumah tangga tidak akan selesai permasalahannya kalau kita terus menyalahkan satu sama lain, dan menjadi hamba yang cerdas itu perintah dan oleh karena itulah tujuan diturunkannya Al-Qur'an. Dalam QS. Al-Zukhruf:3, Al-Qur'an digunakan dalam Bahasa Arab agar manusia berpikir. cerdas, dan berakal sehat. 

3. What-to-do

    Harus pandai bersikap, peka terhadap sikon suami. Worst scenario: seandainya pun rumah tangga bubar, jangan sampai itu dari istri. Makanya, agar itu tidak terjadi, berjuang, berjuang, berjuang! Karena rumah tangga adalah pintu surga wanita.Selalulah berpikir cara menjaga keutuhan rumah tangga. Berpikirlah secara jauh, matang, dan dewasa sebagai istri shalehah (berproses, dibangun, persiapkan iman, attitude, ilmu, mental, taqwa sebelum married). Pokoknya harus bersiap. 

4. Ada beberapa fase: Pranikah dan Pernikahan

A. Pranikah

Cewek yang visioner, cerdas, bahkan ketika belum keluar tanggal pernikahan, ia bersiap, bukan pas ada masalah baru belajar dari pengalaman. Makanya persiapkan betul-betul. Konsentrasi membangun. Fight! Berjuang! Pertahankan kunci surga dari awal dan jangan pernah berpikir untuk menyerah.

B. Pernikahan

Kuncinya: Tunaikan hak Allah dan hak suami. Masalah bisa timbul karena tidak menunaikan hak tersebut. Bangun pondasi hubungan sejak awal. 

*Tips: Kalau kita bisa memilih, tunda berhadapan dengan masalah selama mungkin, jangan langsung merespons atas semua keadaan. Contoh: Ketika Rasul melakukan Perjanjian Hudaibiyah. Makanya cuma wanita cerdas yang bisa "gencatan senjata". Contoh lain: Adu mulut pas pagi aja besoknya, bukan pas suami pulang kerja. Tidak semua masalah harus dibicarakan saat itu juga. Kita tidak bicara siapa yang salah, siapa yang benar, karena kalau rumah tangga karam, semua pihak merugi. Makanya penting untuk "tunda ledakan". Selalu berpikir untuk menjauhi masalah dengan menunaikan hak Allah dan suami. 

*Reward: Asalkan menunaikan hak Allah dan suami, tentang hak diri tidak perlu cemas! Karena kita sebagai hamba, Allah SWT tidak pernah zalim terhadap hamba-Nya. Allah pasti ganti, pasti kasih kebaikan (QS. Ali-Imran:182).

*Remember: Kemenangan itu bersama kesabaran. Kalau ada masalah, wanita cerdas tetap melakukan/menunaikan hak Allah dan suami (QS. An-Nisa: 128). Allah yang bilang, untuk sementara, ngalah aja dulu. Berdamailah, wahai para istri, pertahankan rumah tangga meski harus merelakan hak karena perdamaian itu lebih baik. Sementara untuk para suami, Allah perintahkan untuk perbaiki sikap dan bertakwa kepada Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang hamba-Nya kerjakan. Kalau mengerjakan perbuatan baik, akan Allah kasih reward. Sebaliknya, kalau mengerjakan perbuatan buruk, akan Allah beri azab. 

*Remember: Jangan ngotot membela hak. Begitu ada masalah, lepaskan hak. Nanti Allah SWT kasih hak itu lagi. Ini memang berat kecuali bagi wanita yang beriman dan yakin sama Allah SWT bahwa Allah SWT ngga akan ninggalin, malah menolong. Ingat bahwa pertolongan Allah itu dekat. Ia yakin suaminya milik Allah SWT, Insya Allah akan lebih baik. Maka ia minta hak sama Allah saja, tidak egois: disini letak kecerdasannya. 

*What-to-do: Bangun rumah tangga, bukan memancing persoalan. Ingat bahwa rumah tangga adalah pintu surga manapun yang bisa dimasuki. Jangan relakan rumah tangga bubar karena hal sepele, atau ngotot padahal bisa maafin. Kalau suami salah/keliru, ajak ia bertaubat. Kalau ada masalah, support suami untuk menyelesaikan, bukan menghancurkan. Jangan sampai sakit hati mengalahkan semuanya. 

*Remember: Ingat QS. Ali-Imran ayat terakhir: sabar, kuatkan kesabaran, tetap berada di pos, bertakwa kepada Allah agar beruntung. Semua butuh waktu dan proses untuk membaik. Jangan gampang salahkan orang lain. Selalu evaluasi dan intropeksi diri. Ingat kembali bahwa suami itu DNAnya pemimpin. Jadi jangan disidak. Sebaliknya, perbanyak taubat, istighfar, perbaiki ibadah, minta maaf ke suami. 


Wallahu 'alam..


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar