Senin, 22 Juli 2019

6 PELAJARAN HIDUP DARI FILM TOY STORY 4



Kita tidak perlu mencicipi semua kegagalan yang ada karena dengan belajar dari pengalaman kegagalan orang lain, kita bisa mengambil hikmahnya untuk diri kita. Begitu pula halnya dengan sesuatu yang baik pada diri orang lain dapat kita teladani dan aplikasikan dalam hidup kita. Tak perlu melulu dengan hal yang wow, bahkan dengan film yang kita tonton, misalnya film toy story 4 yang rilis pada juni lalu mengandung hal-hal implisit yang baik untuk kita lakukan. Apa sajakah itu ?

1.     Membantu tanpa pamrih
Dari scene awal, woody sebagai sheriff dan seorang ketua berupaya untuk mempertahankan eksistensi semua mainan yang ada di rmh bonnie, mendukung forky (mainan garpu pendatang baru) yang sukses mencuri perhatian bonnie, membuat bonnie kelimpungan jika tak bersama forky. It is like.... make me cry when you help people and it is okay if they don’t know you even if no thank as return. Karena life must go on. Woody tetep menjalani kehidupannya dan juga akan menemui takdirnya sendiri. Helping tadi Cuma sekelumit kisah perjalanan. Berbuat baiklah selagi bisa.

2.     Overthinking is not good but funny
 Ini adegan yang paling lydia suka. Ketika dua boneka mikir keras cara buat dapetin kunci lemari : mulai dari cara barbar, ambil paksa, sampai sabar banget ngikutin nenek pemegang kunci sampai ke rumah, eh ternyata mereka bisa dapetin dengan gampang – si nenek Cuma ngeletakin kuncinya gitu aja di rak. Wkwkwk. See? Sometimes no need to do overthinking even takutnya malah ngga jadi action, kelamaan mikir.

3.     Teamwork
Tanpa kerjasama tim yang jemput forky dan tim yang standby di mobil, this film won’t go to happy ending. Drama banget tapi seru. Intinya sih harus ada kata percaya, put effort dan keep solid.

4.     Percaya dengan ketua
 Ada adegan dimana woody main tunggal. Pressure dari bonnie yang udah nyampe di toko barang antik, dan pengen segala sesuatunya serba cepat serba kelar. Pengen cepat ambil forky  dan ngasih ke bonnie tanpa ngikutin kesepakatan awal yang sudah dibuat boo. Daaan yah karena buru-buru malah jadi boomerang untuk woody bahkan membahayakan orang lain. Hampir aja mereka ketangkap ajudan gabby (boneka jahat yang menginginkan kotak suara woody). So, intinya.... spontanitas memang perlu tapi try to stick with the rules first, trust on your chairman too. Karena dia yang paling paham kondisi di lapangan dan it is responsibility of the chairman juga, jadi kalo ada apa2, kan ketuanya juga yang repot.

5.     Be yourself, trust your inner voice
Ada tokoh yang namanya kabum (pengendara motor dari kanada). Dumped by rejaan (pemiliknya) hanya karena ngga lompat setinggi di commercial break aka iklan. Kabum, ketika dibutuhkan timnya, awalnya dia takut, but he wanna prove that he can, dia gas aja, coba aja, mencoba jadi dirinya sendiri, pengendara yang bisa lompat 12 meter. Ofc ini Cuma film animasi, but still,.. please do not betray yourself dengan bilang ngga bisa dan ngga mampu. You strong and you can. Itu yang mau disampaikan film ini.

6.     People may come and gobut the best will stay
 Dimulai dari flashback awal bo yang pindah, lalu setelah 7 tahun terpisah baru dipertemukan kembali secara tak sengaja. Ketika bertemu, banyak hal terutama kemampuan bo dalam mengkoordinir wilayahnya meningkat dengan baik. See? Jadi dimanapun kita berada, make sure we grow up. Lalu at the end, woody ngga sama-sama lagi dengan buzz, kepemimpinan dialihkan ke jessie dan woody memilih untuk bersama bo. Semua pihak kayak rela dan ikhlas gitu because trust the choice. Because they are best friends and that’the point of friendship. I mean.. look at them.
-           They fight for love : following bo
-           Choose to move karena more kids will be entertain later. While at boonie house anaknya sebiji doang.
so, please choose your happiness: ke tempat dimana org2 neeed you the most, bisa contribute lebih banyak. Semangat untuk para pejuang kehidupan!





Kamis, 11 Juli 2019

POEM - PART 2

KETIKA MUNDUR BUKAN OPSI


Sampai kapan kita bertahan dengan bait2 idealis kita?
Adakah terpikir utk menarik garis khayal lalu beranjak menuju kenyataan ?
Duri2 ekspektasi bahkan belum tercabut dari diri,
Kemana harga mati yg dlu kita deklarasikan?
Kemana mimpi yang dahulunya kita gantungkan?
Kemana benih optimisme yang kita tanam?
Mungkin hilang, tapi bisa jd bersembunyi
Dimana?
Jauh dalam sanubari atau hilang dicuri?
Aku tak tau
Tapi yang pasti
Impian itu sebenarnya tak berpendar
Hanya mungkin butuh dicabar
Butuh sabar, butuh radar
Setakat demi setakat kita pasti sampai
Cepat atau lambat kita kan berlabuh
Tugas kita hanya berjalan
Sampai kapan?
Sampai daftar mimpi kita menjadi realitas


(Puisi ini ditulis di titik putus asa antara maju memperjuangkan diri sebagai scholarship hunter dan pencari kerja freshgraduate)



MALAM MENJELANG


Setiap malam memang begini

Ratusan gerobak
Ribuan kendaraan
Jutaan orang hilir mudik
Sebagian ingin terhibur
Sebagian menjadi penghibur
Sebagian berjualan
Sebagian menjajakan jasa
Sebagian menjadi pembeli
Sebagian halal
Sebagian haram
Intinya selalu sama.
Selalu seputar 2 hal.
Berpikir bagaimana mencari pundi2 rupiah
Dan
Berpikir bagaimana cara menghabiskannya


HANYA AKU


Kamu tahu?
Hari ini bagiku rasanya berat dan melelahkan
Baru hari ini kusadar dan...
Sumpah aku takut
Karena ternyata dunia nyata begitu mengerikan
Sumpah aku gemetar
Karena utk mendapat rupiah harus dengan cara yg tak etis
Sumpah aku terhenyak
Karena harus menghadapi semuanya seorang diri
Benar2 sendiri
Kamu kemana?
Disaat begini
Bisa2nya kamu pergi
Meninggalkanku yg harus berjuang berdiri dan bertaruh mati
Kamu...
Adalah kenangan yg kini kuanggap hanya ilusi

LKI
Pekanbaru, 12 Juli 2018


KUAJARI CARA MENIKMATI

Ini tentang cara menikmati
-dijilat, digigit, diputar, dicelupin-
tak masalah

Hanya karena berbeda, 
Tak lantas membuat sengsara
Tak jua mendikriditkan selera
Tak perlu pula jemawa
Tak butuh perkara dibesarkan
Toh lagi-lagi tak membuat lebih benar

Lagi-lagi
Ini tentang cara menikmati
Asal senang, ya sudahlah
Sejatinya hidup ini muaranya pada bahagia, bukan?


Bukit Datuk, 16 Mei 2019

Lydia Kusdyanti Iasya