Jumat, 03 Juni 2016

UNFORGETTABLE JOURNEY (Part 1)

Malaysia & Philippines
 May 16 until 21, 2016

 Sengaja meliburkan diri selama seminggu? Ide bagus!

Saya bukannya ingin mencoreng nama baik dengan menambah koleksi absen kuliah, tapi ini lebih ke "kita akan mengorbankan hal yg berharga utk dpt hal yg jauh lebih berharga lg".

 Here we go!
 Untuk dpt menghadiri acara Global Peace Volunteers Camp di Philippines (acara internasional yg memiliki kegiatan inti : topic discussion, disaster preparedness training, dan service project), kita orang berangkat ke Malaysia dulu.

 Selain karena biaya ke Philippines jd lebih murah, kita orang jd bisa menginjakkan kaki di dua negara sekaligus! Dari bandara Sultan Syarif Kasim II, kita orang diantar sama org2 tersayang, people who always support us.


Setelah check in,  kita duduk di ruang tunggu dan sempat ngobrol dgn Auntie Illy (wanita berkebangsaan Malaysia). Banyak hal yg kita (lebih byk Joni : with his Malay language) perbincangkan dgn auntie ramah yg satu ini (belakangan ngasih kita orang duit 50 ringgit, utk jajan katanya. Makanyaa kita harus ramah sama semua org, untung2 dpt duit. Eeeh.. salah fokus -_-).  Masih di dalam ruang tunggu, mak cik sahabat auntie yang duduk disebelahnya, kehilangan tas. Berderai-derailah air matanya (sorry to hear that).

Berangkat dari kota Pekanbaru pukul 11 dan tiba di KL sekitar pukul 1. Laju saja kami ke counter bus, memesan tiket ke Twin Tower. Tiba disana, yg kami lakukan ngga jauh beda dgn turis lain. Yep. Berfoto ria.


 Jalan2 udh, (berasa bgt JALAN JALAN nya, lha wong muter2 kawasan petronas dgn bawa koper dan ransel, dgn bonus diomelin "ibu tiri" karena :
  saya jalan dgn lambatnya. Padahal kan bawa brg bawaan dgn hampir 20 kg, dgn badan yg ngga lebih dari 150 cm ini mana bisa cepet atuh. Bantuin kek), foto2 jg udh, perut jg udh waktunya diisi. Karena lapar badai, kita org beli Milo dulu. Sebiji 3 ringgit. Ketemu dgn warung makan India, kita orang pesan nasgor kampung dan kwitiau. Rasanya.. ehm. Flat. Ntah lah klo  nasgornya (kata yg pesan sih enak, ehm, mgkin karena efek laper berat). Dan setelah 15 menit, ini kali pertama saya liat laki2 yg menyisakan stgh makanannya di piring. Loh, td katanya laper, kok makannya ngga dihabisin? Kata yg empunya nasi : "Udh kenyang. Td kan udh minum Milo duluan". Lah, kan saya minum Milo jg td? (Bingung. Saya shock dia makan dikit bgt, dan dia surprise karena menurutnya saya makan byk bgt).

Karena sudah ashar, kami berusaha mencari mushalla.
Bertanya kesana kemari, akhirnya sholat di mushalla Concorde Hotel (jgn tanya kenapa bisa sholat disana).
Selesai makan sih pengennya jalan2 kesana kesini. Eeh ngga dibolehin dengan ibu tiri. Udah malam katanya. Baiklaah..

 Balik lg dgn menggunakan taxi dan bus, kita org disuguhi pemandangan khas kota metropolitan, lgkap dgn lampu jalanan dan gedung2 pencakar langitnya. Perjalanan yg memakan waktu sekitar 1 jam itu saya habiskan dgn tidur dan tidur.
Hari sudah malam dan harusnya makan malam. Meskipun bukan makanan mewah, tapi mie instan yg dimakan sambil duduk diatas kursi yang nyaman bgt di sebuah minimarket itu jd pengalaman yg wah. Belum lg dgn nyangka sebuah tong sampah itu lemari. Hadeuh...


 DAY 2

 Pukul stgh 6, selesai shalat subuh, kami berencana check in secepatnya karena keberangkatan ke Manila dijadwalkan pukul 9. Belum beberapa langkah keluar dari mushalla, terdengar pengumuman, "Encik2 dan puan2, kini waktu shalat subuh tuk bandara KLIA 2 dan sekitarnya". Loh, jd?!
 Jadilah kami ulang shalat subuh pd pukul 6 waktu setempat. Lol. Jd pelajaran berharga, klo ke negara org, kudu tau pasti waktu shalatnya.

Sempat bolak-balik counter T dan V untuk check in, finally perjalanan ke Manila yang memakan waktu hampir 4 jam diatas udara sukses buat saya excited. Ditemani dgn tmn sebangku pesawat yg merupakan Filipino, kami bercerita byk hal. Mulai dri pekerjaan, keluarga, daan ngga ketinggalan jg tanya2 seputar Philippines itu sendiri. 
Sedangkan makhluk yg satu lg jd keluarga bahagia sesaat karena sebangku dgn seorang ibu muda dan anaknya yg comel bgt.

Landing pukul 1 waktu setempat, kami celingak-celinguk nyari committee yg katanya mau pick-up kita orang. Stgh jam muter2 di bandara  Ninoy Aquino dan belum menemukan apa yg dicari, kami coba meminta bantuan pd satpam disana utk menghubungi committee. Mujur, dgn bahasa tagalog yg tentunya fasih, satpam tersebut menyuruh kami menunggu jemputan di BAY 8.

 Dengan panas yg suhunya sdkt lebih tinggi dibanding Pekanbaru, menunggu 15 menit jd berasa lebih lama. Sebuah miñi van berwarna putih menjemput kami dan didalamnya sudah ada peserta camp dari negara lain. Apa yg saya tampak di jalanan ibukota Philippines ini hanyalah macet. Sisanya... saya tak tau. Mabuk darat membuat saya kehilangan selera utk mengamati apa2 yg ada di sepanjang perjalanan. 
 Diantarkan ke sebuah condotel yg harganya 500k dan makan malam dgn garlic rice ini benar2 menguras kantong. Next time harus prepare dan booking lebih awal dan lebih cermat lg!

Mumpung di Quezon City, niatnya pengen jalan2. Tapi lg2 ibu tiri melarang keras. Byk gangster, katanya. Hmm...Apa boleh buat? Malam yg harus dihabiskan di kamar, dipenuhi  dgn pertanyaan, "Ada kejutan apalagi besok?"

To be continued...



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar