#KITABRIYAADHUSHAALIHIN
Oleh: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
Dari Hudzaifah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, kalian harus memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, atau Allah akan mengirim siksaan dariNya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepadaNya namun tidak dikabulkan untuk kalian”. (HR. At-Tirmidzi)
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar: Sebuah perintah untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan di masyarakat.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari hadits ini:
1. Nabi memerintahkan kita untuk amar ma’ruf nahi mungkar (sebuah amalan yang fardu kifayah). Dan kalau tidak ada ini, dikhawatirkan Allah akan memberikan hukuman pada kita. Kalau saudara kita melakukan hal tersebut, kita harus banyak bersyukur dan banyak mendoakan mereka karena hal tersebutlah kita terjaga dari azab/iqab kepada kita.
2. Dari sini kita bisa menyadari bahwa salah satu sebab doa tidak diterima adalah tidak mengerjakan amar ma’ruf nahi mungkar. Harus ada yang menyampaikan dengan hikmah, dengan lemah lembut. Jangan sampai kita membiarkan kemungkaran di tengah-tengah kita. Urusan berhasil atau diterima orang lain itu urusan nanti, yang penting disampaikan, lakukan amar ma’ruf nahi mungkar dulu. Kalau tidak dilakukan, do’a kita terancam tidak dilakukan: do’a untuk anak, orangtua, kemudahan, dunia akhirat, dll. Makanya, yang penting usaha dulu, lakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Sampaikan dengan lisan dulu, coba dulu dengan lemah lembut.
3. Kenapa hukumannya mengerikan? Kenapa kita bisa kena dampaknya dan doa kita bisa tidak dikabulkan karena perbuatan buruk orang lain? Diantara alasannya adalah karena kita sebagai hamba yang mencintai Allah harus punya perasaan ingin Allah itu ditaati oleh semua hambaNya dan ngga nyaman, ngga suka kalau Allah dimaksiati. Ini konsekuensi rasa cinta.
Analogi: Seorang adik yang marah pada abangnya ketika abang membentak ibu.
Walaupun bukan urusan kita, kita ingkari minimum dengan hati (hati tidak nyaman). Niat memberitahu kebaikan adalah memperbaiki saudaranya. Kenapa hukumannya berat (tidak dikabulkan doa)? Karena kita dituntut punya hati yang ingin kebaikan untuk saudara, bagaimana memperbaiki, mluruskan orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ingat hadits yang mengatakan tidak beriman salah seorang dari kalian sampai dia menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.
Misalnya, dia ingin saudaranya diampuni, jadi orang yang shaleh/ah. Alalh ngga suka spirit menjatuhkan orang lain, sementara amar ma’ruf nahi mungkar itu sebuah ungkapan rasa sayang ke saudara. Kita ngga ingin saudara kita diadzab Allah.
Pikirkan cara bagaimana punya hati yang lapang dan luas, sayang pada orang lain? Bisa ngga kita tetap menginginkan kebaikan untuk orang lain meski dia sebel/marah pada kita?
Maksiat itu ibarat racun, maka cegahlah orang lain menenggaknya. Ini bukti ketulusan kita. Jangan lupa selalu minta pertolongan Allah dalam amar ma’ruf nahi mungkar.
Wallahu a’lam..
Jazakumullahu khairan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar