#KITABRIYAADHUSHAALIHIN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
Tulisan dibawah ini merupakan resume kajian podcast Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri yang didengar dan ditulis oleh Lydia Kusdyanti Iasya. Atas kesalahan penulisan, terutama maknanya, penulis meminta ampun kepada Allah dan memohon maaf bagi para pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat.
- Al-Qayyis artinya orang yang cerdas/cerdik, punya pendirian yang kokoh (tidak plin-plan), peka terhadap situasi, dan pandai melihat kesempatan/peluang.
- Apa yang harus dilakukan agar dapat menjadi Al-Qayyis? MANDANA NAFSAHU, bermakna:
1. MUHASABAH/INTROPEKSI DIRI.
2. MERENDAHKAN NAFSU, MERENDAHKAN HATI, MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI HAMBA.
PENJELASAN MAKNA 1 (MUHASABAH/INTROPEKSI DIRI)
KONTEMPLASI:Lakukan evaluasi diri,salahin diri, bukan evaluasi orang lain. Apa kewajiban yang sudah dikerjakan? Apa kewajiban yang masih dilalaikan? Apa hal haram yang masih dilakukan? Apa hal haram yang sudah berhasil ditinggalkan? Tanyakan secara jujur kepada diri sendiri: Kenapa masih susah ikhlas? Kenapa masih riya dan sombong? Kenapa suka menunda? Kenapa masih suka marah?
REMEMBER: Orang yang lemah dan tidak kuat mental adalah orang yang mengikut nafsunya, lalu mengatakan Allah pasti akan mengampuni. Bukankah Allah itu Syadidul Iqob? Allah Maha Pedih Siksa-Nya, dan Allah memerintahkan kita untuk melakukan kewajiban kita?
STUDI KASUS: Ketika melihat anak kita berperangai buruk, itu pesan dari Allah SWT untuk kita. Cek diri kita. Apa yang salah? Harusnya dia punya benteng diri. Oh ternyata kita yang tidak membangun benteng itu di diri anak kita. Maka evaluasi lagi. Akui kesalahan. Tingkatkan lagi iman dan ilmu kita.
REMEMBER: Bukankah barangsiapa yang bertaqwa akan Allah kasih jalan keluar dari setiap permasalahannya, kecuali kematian??!. Cek ketaqwaan lalu bertawasul/berupaya agar do'a diterima Allah dengan membaca Al-Qur'an, melakukan shalat sunnah, dll.
PENJELASAN MAKNA 2 (MERENDAHKAN NAFSU, MERENDAHKAN HATI, MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI HAMBA)
- Rendah hati kepada Allah SWT, pasangan, teman, siapapun.
REMEMBER: Saya hanyalah hamba, bukan siapa-siapa. Everything is for Allah SWT. Kalau saya ta'at, loyal, setia sama manusia (orangtua, suami), itupun karena Allah SWT yang suruh demi kehidupan dunia akhirat, kita ingin berkumpul bersama di akhirat.
- Lihat sisi positif di balik masalah: bahwa ini merupakan peluang mendapatkan pahala, ampunan, kesabaran, kekuatan.
- Bertaqwalah kepada Allah semampu, sebisa kita (mastaho'tu). Ingat konsep dalam hidup: Jemput bola! Move dulu, hijrah dulu dengan niat karena nanti Allah yang akan berikan pertolongan.
- Fase/tabiat manusia: Jatuh bangun dalam melakukan kesalahan dan bertaubat. Jangan menyerah dan berhenti memperjuangkan iman.Semua orang memang demikian: senantiasa melakukan kesalahan.
QUOTE:
1. Tolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu.
2. Barangsiapa yangbersungguh-sungguh di atas jalan Kami, maka akan Kami berikan hidayah.
3. Jagalah hak Allah, maka Allah akan menjaga hakmu (hakikat ujian).
KONTEMPLASI: Bukankah Khalifah Umar ra, Ali ra, Utsman ra yang kuat imannya berhijrah dan fight, berjuang, start dari nol sementara tidak ada garansi/pekerjaan di Madinah sama sekali??! Allah yang menolong.
REMEMBER: Jangan mau diprovokasi setan untuk menyerah terhadap ujian. Ingat bahwa ujian yang lebih berat dan sulit membuat kita naik kelas dan bahagia. Itulah konsekuensi keberhasilan melewati ujian dengan proses pemebalajaran yang tidak berhenti, menghadapinya dengan ilmu dan amal. Allah SWT akan menolong dan menjaga kita asalkan yang kita lakukan sesuai prosedur penghambaan.
Wallahu a'lam bishawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar