Masya
Allah. Seleksi Bimbingan Teknis Penulisan Artikel Ilmiah yang ditaja oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen GTK Dikmen Diksus Kemdikbud RI) dari tanggal 1-31 Mei dan mulai pengumuman dan pembelajaran di bulan
Juli-Agustus 2021. Dalam rentang waktu 22-27 September 2021, Alhamdulillah Lydia mendapat kesempatan
untuk belajar secara luring bersama 77 bapak/ibu guru se-Indonesia.
Alhamdulillah.
DAY
1 GOES TO JKT
Setelah
malamnya packing rempong banget (Untung dibantu Gendis, ibu, dan Dito), plus 2
hari sebelumnya juga rempong karena berangkkat dari desa penugasan ke kota
Bagan Batu dengan bawa koper 1 jam dan perjalanan ke Pku dari jam 2-8 malam.,
pesan tiket PP, pesan PCR online dan tes serta ambil hasil PCR, pada tanggal 22
September 2021 Lydia berangkat dari rumah setengah 9 dan nyampai di bandara
sekitar jam 9 kurang 10 menit dengan diantar Dito. Oh sekarang sistem
ticketingnya ndak pakai tiket. Cukup tap kartu saja, mirip tol ya hehe. Yang
jelas meminimalisir penyebaran pandemi.
Untung
sudah check in online pada malam harinya (Makasyi Dito!), masuk dengan scan
barcode PeduliLindungi yang menunjukkan bahwa kita layak terbang dengan data
PCR dan vaksinasi yang sudah terintegrasi. No print out selama perjalanan, baru
ngeh bener-bener ngerasa era digital banget, wkwkwk
How fast things change. Next letakkan bagasi 1 koper. Lalu
menunggu ibu partner utusan dari Riau, Bu
Asnita Wati namanya.Sambil menunggu di waiting room, Lydia ngobrol sama
abang-abang yang ternyata orang Bango Pusako, hehe sama-sama Rohil. Oh iya,
abang itu juga yang fotokan kami pas di waiting room, wkwkw
Next berangkat tanggal 22 September 2021 tanggal 10.30-12.15.
Pergi on time, nyampe on time seingat Lydia. Note: Sumpah lain kali kalau
buru-buru mau ngejar train, mending koper sama kita ajaa. Nunggu bagasi luama
bgtt wkwkwk
Selama di pesawat, di seat 18F, Bu Asnita, seorang guru
berprestasi, bercerita tentang banyak hal. Tentang bagaimana dulu kisah
pengangkatannya, bagaimana lika-liku hidupnya, bagaimana support system
terutama suaminya dalam mendukung keseharian beliau (Langsung mikir: Wah memang
sepenting ituuu milih partner hidup yang beriman, supportive nomor wahid,
manusia yang membela dan melindungi), dan banyak pesan-pesan beliau. Masya
Allah. Beberapa pesan yang beliau tanamkan ke Lydia:
1.Pokoknya raih apa yang bisa kita raih, haknya kita. Kalau
sesuatu itu tidak bisa kita raih, berarti bukan rezeki kita. Bersabar aja.
Contoh: naik pangkat. Kalau jabatan belum tentu.
2. Allah itu ngasih bingkisan, kado ke kita. Mungkin
diluarnya dibungkus dengan sesuatu yang lusuh. Dan kita harus membukanya.
Jalani, tetap jujur selama proses, maka Allah akan berikan kita hadiah untuk
kita naik kelas setelah ujian yang kita alami. Masya Allah. Lydia hampir ngga
berenti merinding dan nangis dengar cerita beliau. Masya Allah, Semoga Allah
lindungi beliau dimanapun berada.
3. Pokoknya harus berani, tahan malu, coba aja dalam segala
sesuatu. Kita ngga tau kalau kita ngga nyoba. Ini juga prinsip Lydia dari dulu.
Tapi sejak pindah, I think this principal decrease so much more. Huhu. Ngga bole gitu.
Coba, bismillah, do it. Do your best, Let God do the rest. Sungguh, Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kun Fayakun
kalau kata Allah mah. Bismillah, yakin sama Allah. Kuncinya: Ikhlas, sabar.
4.Cara manajemen waktu......Masya Allah ini mindblowing
bangettt. JANGAN TINGGALKAN TILAWAH. Orang mikirnya kalau tilawah bakal
ngabisin waktu. SALAH BESAR! Justru dengan tilawah itu akan memberi keberkahan
waktu kita. Manajemen terbaik justru dengan mendekati Allah melalui
ucapan-ucapan terbaik Allah. Masya Allah. Dimudahkan urusan kita, dikelarin
segalanya. Masya Allah.
5. Ingat saja, orang yang mendzalimi kita, akan Allah balas,
baik di dunia maupun di akhirat. Ngga
perlu kita balas, bersabarlah. Bahwa yang haq dan batil tidak akan pernah
bersatu. Orang yang benar memang sedikit jumlahnya, namun jangan gentar! Allah
Maha Tahu. Allah yang balas!
6. JUJUR. Dimanapun kita. Allah ngga akan ridho kalau kita
ngga jujur. Kita kan ngga mau dibangkitkan dalam keadaan buta. Mungkin kita
bisa mengelabui orang lain tapi Allah ngga akan bisa! Ingat untuk jujur
dimanapun dan dalam situasi dan kondisi APAPUN!
Alhamdulillah,
Lydia yakin ini bentuk pertolongan Allah dari awal-akhir, semuanya. Salah satu
kawan Lydia dari komunitas dr. Aisah Dahlan, menyarankan naik Railink. Stasiunnya mantul, Waiting roomnya keren, dan Keretanya
baguus J
Berangkat pukul 14.19 WIB. Pesannya di booth yang ngga jauh dari gate masuk,
pintu sebelah kanan. Abang baju oren. Non-cash tentunya, jadi jangan lupa untuk
selalu isi saldo di karu ATM wkwk. Setelah terdebet sempat ada kendala
jaringan. Do not panic. Wkwk
Sambil
menunggu keberangkatan kereta, kami sibuk foto-foto di waiting room, dan Lydia
makan roti. Ada yang lucu nih, Lydia minum air dari maskapai dan mengira ngga
ada sedotan. Setelah minum barbar tanpa pipet, baru ngebuka bungkusan roti yang
terbuat dari paper bag. Disitulah pipetnya :(
Wkwkwk Note: Pelajaran banget nih, next time, cek dulu perangkat/perintilan.
Pasti ada dikasih :)
Perjalanan
1 jam dari Sokarno Hatta ke stasiun Sudirman Baru benar-benar Lydia nikmati.
Keretanyaa bersih dan nyaman banget. Masya Allah...
Sampai
di tujuan, kami turun dan berjalan keluar, lalu diantarkan Bu Haifa ke Hotel Millenium Kebon Sirih. Masya Allah Bu Haifa makasih
bangett sudah mau antarin kami, dikasih maraq, omelette, roti canai keju+madu Arab
asli, jus terong Belanda dan kurma buat Bu As berbuka. Masya Allah enak
bangettt semuanya.
Terdebeest. Pokoknya dari Bu Haifa, Lydia belajar bagaimana memuliakan orang
lain siapapun itu, bagaimana memuliakan tamu, bagaimana prepare masak in neat
and professional one, bagaimana harus cekatan, bagaimana cara bergaul dengan
orang lain, bagaimana khidmat sama suami (ngga cus tanpa izin suami). Masya
Allah Tabarakallah..
Oh
iya, koper kami dibawah, sementara urusan administrasi butuh berkas. Wkwk. Jadilah
minta tolong porter, hehe. Note: Jangan nyusahin lain kali. Kalau baru sampai
di acara, selalu kekep berkas! Wkwk Alhamdulillah berkas no problem (Biasa
guys, SPPD, surat tugas, boarding pass, hasil PCR, tiket kereta). Dikasih
starter kit seperti buku panduan, face mask duckbill dan handsanitizer. Jangan
hilang, itu pesan narasumber. Hehe
Sore
itu, kami masuk ruangan Java Ballroom lantai 3. Terlihat pak Misbah, lelaki
paruh baya yang sedang memandu acara. Acara pembukaan informal sedang
berlangsung dengan ada testimoni pembelajaran sinkronus dan asinkronus selama
bulan Juli-Agustus lalu. Ada bu Rina Agustiani, ada Pak Eko yang mengatakan
intinya acara ini SESUATU. Wkwkwk. Ditendang untuk bisa! Belakangan baru tau
Pak Eko juara nasional KTI. Ya Allah keren syekalii.
Lanjut
membuat jejak tangan yang diisi dengan achievement, wish, obstacles, hobbies,
weakness.
Sesi
ini keren banget sih menurut Lydia karena langsung contemplating diri kita. Apa
yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan, apa yang menghalangi kita. Yah
pada akhirnya sadar sebenarnya alasan hanya alasan, tidak membuat kita
sedikitpun bergerak menuju kemajuan kecuali menepikannya. Eaaaaa :D Semua jejak
tangan dipajang di dinding belakang. Whuaa ngeliat punya bapak/ibu guru hebat
Masya Allah...
Lalu
jadwal istirahat dan 19.30 WIB sudah sampai di ballroom kembali dengan 2
narasumber:
1.
Pak Ahmad Budidarma selaku ketua panitia yang
melaporkan bahwa kami terpilih dari 600 artikel ilmiah yang masuk. Masya
Allah..
2.
Dr. H. Yaswardi, M.Si selaku Direktorat GTK
Dikmen Diksus yang memberikan banyak insight mengenai artikel ilmiah, profesionalisme,
dan peran guru. Beliau mengatakan...
a. Sudahkah
bapak/ibu menulis dan membaca baik-baik artikel anda? Puaskan diri sebagai
penulis, baru kita publish dan pastikan data valid.
b. Masing-masing
kita harus jadi pembelajar, bukan penulis namanya kalau referensi sedikit.
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Baca artikel kawan, minta review
kepada orang lain, jangan lupa jujur mengenai sumber kutipan.
c. Empat
hal yang harus ada di diri penulis: Objektif (aktual, eksis, jelas/terukur),
Rasional (Logical in line/sesuai logika), Kritis (terhadap hal yang
dipersoalkan), Reserver (Menahan diri, berhati-hati, tidak over dalam
penulisan, layak).
d. Informasi
ilmiah harus berdampak dan profesional. Baik bagi kita maupun orang lain.
Pengalaman praktis yang dilakukan untuk bangun kekuatan dalam koridor ilmiah.
Ini inti karya tulis ilmiah sebenarnya.
e. Mulailah
menulis dari hal-hal sepele. Lalu sempurnakan, sempurnakan, sempurnakan.
f.
Jangan
pernah letih, yakinkan Allah tidak pernah salah untuk memberi imbalan. Jangan
harapkan pujian dari mahluk. Anak-anak
yang menarik kita lebih dekat ke surga.
g. Ayo
senantiasa belajar, berbagi, berkolaborasi. Guru profesional bergerak dalam
kaidah profesionalisme.
h. “Bersyukur,
tapi jangan berhenti. Trying, you can succeed. Sukses itu dengan mencoba”
–Shakespeare.
i.
Cipatakan media yang dimodifikasi dan
disesuaikan.
j.
Makin banyak kawan, makin kuat dan profesional.
k. Modal
di tempat kerja: SEHAT DAN SEMANGAT!! Imbaskan ke teman-teman.
l.
Guru adalah penghangat ATBK (Anak Tersayang
Berkebutuhan Khusus). Mereka butuh touching, kehangatan, penerimaan, dan
diyakinkan dengan simpati dan empati.
Acara
berakhir sekitar pukul 21.00 WIB lanjut istirahat.
Me
at room bobo cepat karena besok pagi bakal full. Semangat Lydia!
DAY
2
Jam 8 sudah standby di ruang Sulawesi dengan
sarapan nasi kuning bareng Pak Suandi wkwkwk
Banyak
ngobrol dengan beliau. Beliau dari Kalimantan. Waah. Yang paling diinget dari
beliau, kata-kata “Hilangkan pikiran bahwa kita minder”.
Perut
kenyang, lalu peserta lain berdatangan. Kelas J dan kelas I digabung. Hingga
jam 12.00 WIB, Pak Rudi dan Pak Haedar yang
datang jauh-jauh dari Makassar selaku pembimbing KTI.
Are
you ready to learn, gaes? Wkwkwk
1.
Kalau mau jurnal based on literature review,
minimal harus punya 1000 artikel as references wkwkwk
2.
Jangan sedih kalau artikel banyak yang sudah
bahas. Itu artinya bahasan itu menarik, dong.
3.
Buat judul harus menarik, singkat, punya jiwa
orasi ilmiah, menarik rasa penasaran, dan artistik.
4.
Jangan teorinya saja yang banyak, pembahasan
zonk wkwkwk
5.
Pembahasan harus detail dan mendalam.
6.
Kalau keyword “bagaimana”, jawabannya harus
menggambarkan proses. Kalau penelitian pengembangan/kualitatif, jangan
hilangkan RnD/Research and Development-nya.
7.
Jangan malu menunjukkan karya kita. Menulis itu
harus berani dan yakin dalam mempresentasikan ideas.
8.
Buatlah kalimat lapis pengakrab, mengalir, runut
dan profesional. Penting untuk tetap pada koridor ilmiah, tidak kaku, enak
dibaca.
9.
Kalau buat simpulan, jangan ringkasan hasil
wkwkwk tapi merupakan dialog imajiner peneliti dan teori, harus menjawab apa,
mengapa, dan bagaimana.
10.
Belajar Mendeley, Turnitin, DOI (Digital of
Identified).
11.
Yang sulit itu...TIDAK MAU BELAJAR.
12.
Harus siap menerima masukan dan kritik dalam
dunia kepenulisan. Ilmu yang bagus bisa membawa jadi reviewer dan bermanfaat
tentunya.
Selebihnya
cerita pengalaman beliau di Europe dan US dalam membuat karya tulis ilmiah.
Masya Allah keren bangeet J
Lalu kita mengirimkan KTI kita ke
teman di sebelah untuk di review, lalu dibahas satu persatu kritikan tersebut.
Keren-keren banget bapak/ibu guru. Kemudian kita cek plagiarism di Mendeley.
Mine was 34% kalau ngga salah hehehe.
Next siang –malam hari:
Pemaparan dari Bu Tri Marhaeni.
Dulu Lydia pernah bertemu via Zoom
dengan beliau di acara DUPAK yang ditaja PGRI. Sempat bertanya untuk nilai
angka kredit penerjemahan juga ke beliau. Masya Allah bisa ketemu langsung.
Suara beliau khas banget.
Yok belajar lagi dengan beliau :
1. Bapak/ibu
kan sudah belajar menulis KTI, jadi menulis ilmiah karya apapun,
alurnya/kerangka berpikirnya seperti itu.
2. Buat
kalimat SPOK yang jelas, jangan panjang.
3. Jangan
terbiasa membahasa Indonesiakan bahasa lain, misalnya Bahasa Jawa. Perhatika
translation dan maknanya.
4. Kajian
Pustaka: Review penelitian terdahulu yang temanya sama dengan penelitian kita.
5. Justru
kalau banyak orang yang meneliti tema tersebut, tema itu menarik.
6. Jangan
copas, go paraphrase. Contoh: penelitian A, B, C begini. Saya datang dengan
tulisan saya yang identitasnya begini untuk melengkapi, mereview, memperkaya or
anything. Mention it!
7. KTI
yang tidak diakui jika dari yayasan, forum, dan lembaga tidak terakreditasi.
Sebaliknya, MGMP/KKG (1 angka), Provinsi, LPMP, L4TK, PTN/PTS (2 angka),
Kementerian, PGRI Pusat, AKSI, MKKS,KKG, JGDD (3 angka).
8. Poster,
Flyer, Pamflet 10 buah dengan ttd kepsek (angka kredit 2), 22 buah angka kredit
4. Jangan lupa buat laporan singkat mengenai kegiatannya apa.
Oh iya, pas jam istirahat Lydia ke
rumah Bu Haifa! Masya Allah ketemu King Rayyan dan Queen Khawla, anak Bu Haifa
yang Masya Allah Tabarakallah cantik dan ganteng bangeet. Diajarin masak
spaghetti salmon. Enak banget, kerasa butternya. Masya Allah Enak J Makasyi Bu Haifaaaa.
DAY 3
Next pemaparan dari Pak Misbah.
Beliau ini PJ kelas Lydia di kelas
J. Masya Allah udah sering publish jurnal int’l.
What he said?
1. Teknik
power writing (Bagaimana cara mempublikasikan dan merayakan hasil belajar)
fokus pada metodologi penelitian dengan
abstrak yang diproses dari reviewer.
2. Dikatakan
kompeten ketika mampu menggunakan gaya selingkung, gaya referensi berbeda di
tiap lembaga.
3. Kalau
ditolak jurnalnya, bapak/ibu biasa aja. Wkwkwk
4. Alur
newbie:
a.
Ikut teman dulu, menulis, penelitian, jadi orang
kedua.
b.
Ikut presentasi, coba.
c.
Boleh menjawab dalam Bahasa Indonesia.
d.
Kalau ngga pernah mulai, ngga akan bisa
5. Kalau
mau seminar int’l: daftar-abstrak-approved-email-kirim
jurnal-submit-diseujui/tidak-harus sesuai format-kalau proceeding paling dapat
angka kredit 0,1; kalau jurnal, baru dapat nilai 1.
NEXT PADAT BANGET
EUUY....
1.
POST-TEST YANG SOALNYA SESUATU BANGET
2.
BUAT POSTER KARYA TULIS ILMIAH, PRESENTASI PER
KELOMPOK.
Pas ini seru banget karena harus ada kelompok yang
ngasih feedback positif dan negatif. Nah yang ngasih feedback negatif udah
kayak netizen julid wkwkwk apalagi pas Bu Ida Liana yang komen. Pedes bah.
3.
BUAT POSTER UNTUK SOSMED MENGENAI BIMTEK INI.
4.
BUAT RTL/RENCANA TINDAK LANJUT BIMTEK.
Wkwkwk.. terlewati juga tho..dan
acara penutupan dilakukan dengan bahagia, ditutup dengan speech dari Pak Dirjen
GTK Dikmen Diksus. He said....
1. Guru
harus punya KEMAUAN DAN KEMAMPUAN. Krena mau tanpa mampu tidak cukup, pemirsa J Guru harus bisa
mempresentasikan, menyampaikan karya
tulis ini untuk meyakinkan bahwa kita penulis profesional.
2. Jangan
lupa eviden proses pengimplementasian, dan karya inovatif dan kreatif yang bisa
memperkuat artikel.
3. Jangan
pernah berhenti belajar untuk anak. Hanya guru yang belajar yang bisa mengajar.
4. Ayo
belajar, berbagi. Bagi hal yang pantas dibagikan, jadilah profesional. 78
peserta ini harus menjadikan murid sebagai orientasinya.
5. Lakukan
perbaikan artikel di level nasional, minimal.
6. Jangan
pernah merasa tidak sukses, harus selalu bersyukur dengan niat positif.
7. Syarat
hasil penulisan:
a.
Harus ada rasa
b.
Harus ada narasi/refleksi/pengalaman positif
(korelasi antara kurikulum, content knowledge, meaningful dan berdampak) dari
pengalaman menulis, praktik mengajar, penulisan yang efektif.
8. Berbicara
tentang kaitan pengajaran bangsa dengan Asesmen Nasional yang terdiri dari
literasi, numerasi, dan pembentukan karakter yang mulia dan kuat sebagai
kepribadian bangsa yang pantas dihargai melalui kinerja.
Setelah acara penutupan, Lydia
ngobrol dengan Pak John Elton. Anggota choir nasional dari SMAN 5 Tual. Masya
Allah. Dari sejak pelatihan daring udah notice sama beliau karena ktif banget.
Finally bisa ngobrol dan ternyata beliau sama-sama bagian Sarana Prasarana
kayak Lydia. Dikasih tau cara manage aset sekolah dll. Masya Allah. Beliau juga
berpesan untuk jadikan keterbatasan itu tantangan untuk kreativitas.
Next kita ke Kota Tua bareng Bu
Yeni dan Bu Asnita, belanja di Pasar Pagi ASEMKA. Beli oleh-oleh. Hehe langsung
lanjut malamnya Lydia ke Plaza Indonesia! Ketemu Bu Haifa, Bu Icha, Bu Titis,
Permata, Lia, Mas Diki, dll. Syeneng syekalii.
Masya Allah Alhamdulillaah. Bobo dengan
bahagya.
DAY 4
Full ketemu sama Mba Meli, anak
Pakde Hurip dan keliling sama Om Sas, Bulek Atin, Sasa dan Aan. Belanja di
Tanah Abang, makan di Thamrin City, lalu ke Hotel All Seasons dan keliling naik
MRT bareng Bu Haifa dan Hanaan ke Bundaran HI, Kempinski Hotel, Grand Indonesia.
Selama jalan bareng Bu Haifa,
nasehat beliau:
1. Stay
kind, spread positivity. Walaupun ngga direspon dengan hal sesuai ekspektasi,
please be nice. Maybe they dunno how to response, maybe they never accept these
respect and honor.
2. Muliakan
siapapun, nanti Allah yang muliakan kita.
3. Do
good deeds.
Then last ke rumah Bu dokter Aisah
Dahlan and full team (Mba Icha, Dok Lanang, Mas Ommet, Mba Cennink). Masya
Allah Tabarakallah. Rasa ngga nginjek bumi wkwkwkwk
Pulang dengan dijemput oleh Bu Nuna dan
Pak Komandan. Banyak nasehat beliau terutama tentang relationship. Hehe
DAY 5
Pagi-pagi pesen gojek pengen liat
Istiqlal dan Istana Negara. Beliau punya
3 anak katanya. Masya Allah. Hehe. Lalu jam 10 ke stasiun Railink dibantuin bawa
barang sama petugas disana bener-bener sampai akhir. Alhamdulillah, Masya Allah.
Sekitar jam 11 sarapan ketupat
sayur di bandara, shalat zuhur, lalu antri bagasi, dan pulang dengan bahagia,
disambut dengan hujan di Riau. Selama perjalanan di pesawat, Lydia dan bunda
tertidur. Mungkin kecapekan hehehe. Semoga cerita ini ada faedahnya yha..
Semoga kita semua bisa sering-sering ikutan acara nasional dan internasional
lagi. Aamiin Ya Rahman, Aamiin Ya Muhaimin, Aamiin Ya Latiif.
DOKUMENTASI