CAHAYA
QALBU
KARYA
: LYDIA KUSDYANTI IASYA
Akan ada satu waktu,
Dimana penat berganti rindu
Dimana bosan berganti gairah
Dimana lelah berganti pasrah
Karena
derap langkah semakin melambat walau hati berharap
Ya,
hatinya telah tertambat
Pada tubuh-tubuh mungil disana
Dan suara tangis yang bersahut bergantian
Pada tubuh-tubuh mungil disana
Dan suara tangis yang bersahut bergantian
Katanya, mereka obat hati,
Bisa juga pelipur lara
Atau penawar kesendirian
Dan pengoyak kesunyian
Duh, menggemaskan!
Tak sabar memiliki mereka seutuhnya
Mengajarinya..
Meninabobokannya..
Tapi pada masa ini
Biarlah aku sendiri
Hingga nanti petualangan berganti
Pekanbaru, 2
Agustus 2018
Delusi
Karya : Lydia Kusdyanti Iasya
Dia ada
Tapi tak tampak
Dia ada
Tapi jauh
Dia ada
Tapi tak tersentuh
Dia ada
Tapi lagi-lagi tak tampak
Namanya
: FaTaMoRgAnA
Dia.....kekasihku
Pekanbaru, 3
Agustus 2018
Antara
Jum’at, Hujan, dan Kemerdekaan
Karya
: Lydia Kusdyanti Iasya
Sejak 73 tahun yang lalu
Ada 1 hari dalam 12 bulan
Pernak pernik dominasi merah putih
tak pernah absen
Cermonial juga tak pernah ketinggalan
Selebrasi lomba apalagi
Dan...
Meski ibu pertiwi belum bisa sepenuhnya berbangga diri
Namun setidaknya setelah evaluasi
Maka apa yang kita yakini
Adalah pencapaian butuh diapresiasi
Untuk jadi motivasi
Dan cambuk berinovasi
Untuk lebih baik lagi
Ya, untuk Indonesia yang lebih berprestasi
Lebih berani
Dan makin dicintai
Salam sayang,
Rakyat Indonesia
Nasib,
Nasib, Nasib
Karya
: Lydia Kusdyanti Iasya
Apa memang begini takdir kaum wanita?
Diberi harapan palsu, lalu disakiti, kemudian
ditinggalkan
Aku penasaran tentang....
Seberapa besar rasa cinta Adam dan Hawa?
Mengapa Adam rela mencari Hawa di sepanjang hidupnya?
Mengapa Hawa mau bersusah-susah ingin menemui Adam?
Jika jawabannya karena cinta,
Mengapa kami cucunya tak bisa?
Tak bisa merasa dicintai dan dipahami sebagaimana
yang diingini
P.R.O.S.E.S
Karya
: Lydia Kusdyanti Iasya
Mengendap-endap
Lalu berbisik-bisik
Dan akhirnya tertawa-tawa
Tau aku apa itu
Cibiran tajam
Sindiran halus
Jelas mengintimidasi
Mereka bilang...
Aku budak tak guna
Mereka bilang...
Aku tak punya apa
Mereka bilang....
Aku nestapa
Nyatanya mereka lupa
Memetik bintang perlu roket
Memetik mangga butuh kau panjat
Memetik sukses butuh proses!
Pekanbaru, 3 Agustus 2018
Patah dan Tak Terarah
Karya : Lydia Kusdyanti Iasya
Karena menjatuhkan hati
kepadamu adalah awal dari suatu kesalahan
Karena memberikan hati
tanpa pamrih adalah awal dari suatu kebinasaan
Karena bertemu denganmu
adalah awal dari hancurnya pikiran
Karena mengenalmu bisa semana-mena mengubah prinsip dan tatanan
Karena cintaku
seharusnya tak boleh kubagi padamu yang buruk dalam memperlakukan
Karena kini kuharus
membangun kembali apa yang telah rusak berantakan
Karena dayaku sebenarnya
tak sekuat kharismamu yang mampu meluluhlantak dan memporakprandakan
Karena sekarang apalah
aku tanpa dirindukan
Pekanbaru, 6 Juli 2018
SEPERTI KAKESU PULANG KE PETANG
(Puisi disadur dari cerpen karangan Bagus
Dwi Hananto)
Antara Tokyo dan Kyoto...
Disitulah Nahoko dan Taro
Terjebak dalam klisenya kata ‘cinta’
Dan balada dibalik nostalgia
Antara Tokyo dan Kyoto...
Disitulah Nahoko dan Taro
Momiji jadi saksinya
Betapa besar ganjaran cinta segitiga
Tentang Nahoko dan Taro, lagi...
Hanya kali ini kisahnya kubagi
Bahwa setia tak membantunya
Meski mendamba namun gagal membawa
Karena pada akhirnya...
Yang memiliki cinta paling dalam
Yang memiliki rasa paling tinggi
Yang memiliki angan paling jauh
Dialah yang relungnya kan menganga
Meneteskan darah dari luka hati yang patah
Meninggalkan masa depan hingga tak terarah
Meremukkan rusuk menjadi remah
Menggagalkan delusi yang ingin memanah
Dan membuat sakura tersenyum marah
Taro-nya malang
Sementara Megumi dan Nahoko terlonjak riang
Memaksa memori Taro untuk dibuang
Meski sebenarnya ia adalah pemenang
LYDIA KUSDYANTI IASYA
KEBAL PROTES
Karya :
Lydia Kusdyanti Iasya
Kalau protes tak pernah digubris
Kalau kritik selalu ditampik
Kalau saran malah dikira beban
Kapan akan ada perubahan?
Kapan keluar dari zona nyaman?
Kapan mau belajar dari kesalahan?
Kapan ingin berbenah untuk masa depan?
Katanya ingin terdepan
Tapi yang dilakukan mematikan harapan